
Tasyakuran Kelulusan Siswa Kelas IX SMPIT Bina Insan Muara Wahau
Pada Sabtu, 10 Mei 2025, Siswa dan Siswi Kelas IX SMPIT Bina Insan Muara Wahau menyelenggarakan acara tasyakuran dalam rangka menutup rangkaian pembelajaran mereka di tingkat menengah pertama. Kegiatan ini dilaksanakan di Musholla Al-Misbah SMPIT Bina Insan Muara Wahau, yang menjadi saksi hangatnya kebersamaan sekaligus pertanda berakhirnya satu fase perjalanan akademik. Acara ini tidak semata-mata bersifat seremonial, melainkan juga menjadi wadah apresiasi bakat seni dan media refleksi atas perjalanan proses pembelajaran yang telah dilalui selama tiga tahun terakhir.
Pembukaan tasyakuran dilakukan dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang bersama-sama dilantunkan oleh siswa/i kelas IX, dan kemudian dilanjutkan dengan sambutan Kepala Sekolah. Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya rasa syukur atas capaian akademik maupun non-akademik yang telah diraih selama ini, sekaligus mendorong para lulusan untuk terus menapaki jenjang berikutnya dengan semangat keilmuan dan keimanan. Sambutan ini menjadi pijakan filosofis bahwa tasyakuran bukan sekadar perayaan akhir, melainkan momentum memupuk motivasi untuk langkah selanjutnya.
Di sela-sela rangkaian acara, tampilan pentas seni menjadi sorotan utama. Tari tradisional kontemporer (nari), silat, dan demonstrasi teknik dasar karate dipertunjukkan secara bergantian. Setiap penampilan tidak hanya memamerkan keahlian gerak, tetapi juga menonjolkan kedisiplinan, kerjasama tim, dan nilai-nilai kearifan lokal. Pertunjukan nari menampilkan koreografi yang memadukan gerak lemah lembut dan ritme dinamis, sedangkan Pencak Silat menghadirkan estetika bela diri tradisional yang sarat filosofi. Demonstrasi karate pun memukau audiens melalui ketepatan teknik pukulan dan tendangan, menggambarkan kedisiplinan tinggi yang diterapkan oleh para siswa.
Selepas pentas seni, siswa Kelas IX membawakan persembahan lagu yang dipilih secara bersama-sama. Lagu tersebut merefleksikan rasa syukur sekaligus harapan bagi masa depan. Suasana menjadi haru ketika video after movie perjalanan masa-masa di sekolah diputar; momen-momen belajar, bersosialisasi, dan berkreasi terekam secara apik, membangkitkan nostalgia yang mendalam. Videografi ini berfungsi sebagai dokumentasi visual sekaligus penghargaan terhadap setiap upaya yang telah dilalui.
Penutup acara ditandai dengan doa bersama dan pelepasan kenang-kenangan oleh wali kelas. Ungkapan “Alhamdulillah acara berjalan lancar” menggema, menegaskan rasa syukur seluruh pihak—siswa, guru, serta orang tua—atas kelancaran tasyakuran. Doa dan harapan disematkan agar perpisahan ini bukan akhir, melainkan pijakan awal dalam setiap proses kebaikan di masa mendatang. Semoga semangat yang terbangun pada hari itu terus memotivasi para lulusan Kelas IX untuk meraih prestasi lebih tinggi serta terus menjaga ukhuwah dan nilai-nilai yang telah ditanamkan di SMPIT Bina Insan Muara Wahau.

Tasyakuran Kelulusan Siswa Kelas IX SMPIT Bina Insan Muara Wahau
Pada Sabtu, 10 Mei 2025, Siswa dan Siswi Kelas IX SMPIT Bina Insan Muara Wahau menyelenggarakan acara tasyakuran dalam rangka menutup rangkaian pembelajaran mereka di tingkat menengah pertama. Kegiatan ini dilaksanakan di Musholla Al-Misbah SMPIT Bina Insan Muara Wahau, yang menjadi saksi hangatnya kebersamaan sekaligus pertanda berakhirnya satu fase perjalanan akademik. Acara ini tidak semata-mata bersifat seremonial, melainkan juga menjadi wadah apresiasi bakat seni dan media refleksi atas perjalanan proses pembelajaran yang telah dilalui selama tiga tahun terakhir.
Pembukaan tasyakuran dilakukan dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang bersama-sama dilantunkan oleh siswa/i kelas IX, dan kemudian dilanjutkan dengan sambutan Kepala Sekolah. Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya rasa syukur atas capaian akademik maupun non-akademik yang telah diraih selama ini, sekaligus mendorong para lulusan untuk terus menapaki jenjang berikutnya dengan semangat keilmuan dan keimanan. Sambutan ini menjadi pijakan filosofis bahwa tasyakuran bukan sekadar perayaan akhir, melainkan momentum memupuk motivasi untuk langkah selanjutnya.
Di sela-sela rangkaian acara, tampilan pentas seni menjadi sorotan utama. Tari tradisional kontemporer (nari), silat, dan demonstrasi teknik dasar karate dipertunjukkan secara bergantian. Setiap penampilan tidak hanya memamerkan keahlian gerak, tetapi juga menonjolkan kedisiplinan, kerjasama tim, dan nilai-nilai kearifan lokal. Pertunjukan nari menampilkan koreografi yang memadukan gerak lemah lembut dan ritme dinamis, sedangkan Pencak Silat menghadirkan estetika bela diri tradisional yang sarat filosofi. Demonstrasi karate pun memukau audiens melalui ketepatan teknik pukulan dan tendangan, menggambarkan kedisiplinan tinggi yang diterapkan oleh para siswa.
Selepas pentas seni, siswa Kelas IX membawakan persembahan lagu yang dipilih secara bersama-sama. Lagu tersebut merefleksikan rasa syukur sekaligus harapan bagi masa depan. Suasana menjadi haru ketika video after movie perjalanan masa-masa di sekolah diputar; momen-momen belajar, bersosialisasi, dan berkreasi terekam secara apik, membangkitkan nostalgia yang mendalam. Videografi ini berfungsi sebagai dokumentasi visual sekaligus penghargaan terhadap setiap upaya yang telah dilalui.
Penutup acara ditandai dengan doa bersama dan pelepasan kenang-kenangan oleh wali kelas. Ungkapan “Alhamdulillah acara berjalan lancar” menggema, menegaskan rasa syukur seluruh pihak—siswa, guru, serta orang tua—atas kelancaran tasyakuran. Doa dan harapan disematkan agar perpisahan ini bukan akhir, melainkan pijakan awal dalam setiap proses kebaikan di masa mendatang. Semoga semangat yang terbangun pada hari itu terus memotivasi para lulusan Kelas IX untuk meraih prestasi lebih tinggi serta terus menjaga ukhuwah dan nilai-nilai yang telah ditanamkan di SMPIT Bina Insan Muara Wahau.